Daisypath Anniversary tickers

my entries

Artikel Tentang Oli
06.19 | Author: Ridwan Hussin


Oli Sintetis, oli mineral dan
oli semisintetis


Di pasaran ditawarkan tiga jenis pelumas atau oli mesin, yaitu mineral, sintetik (fully synthetic) dan semi sintetik (synthetic blend). Pertanyaan yang bisa muncul, manakah yang terbaik merawat mesin mobil atau motor dari ketiganya?
Dipastikan banyak yang sudah tahu. Namun yang masih bingung juga ada karena memperoleh berbagai macam penjelasan dari orang yang kurang memahami pengetahuan dasar oli. Apalagi argumen yang diberikan berdasarkan perkiraan atau asumsi semata.
 Faktor harga juga sangat menentukan orang memilih oli. Konsumen umum lebih memilih oli dengan harga terjangkau atau lebih murah. Nah, dari ketiga jenis oli yang disebutkan di atas, secara umum, oli mineral harganya paling terjangkau. Lantas diikuti synthetic blend oil dan fully synthetic oil.
Pada oli semi sintetik, kandungan sintetik maksimal 25 persen. Namun kenyataan, di pasaran hanya 10 persen.
Kendati demikian, sebenarnya, harga juga ditentukan oleh merek yang meramu oli dengan tambahan unsur lain agar kemampuan kerjanya lebih baik. Karena itu, bisa saja oli mineral lebih mahal dari sintetik. Apalagi bila rentang viskositasnya sangat lebar. Misalnya oli dengan viskositas SAE 10W-50. Pasalnya, oli tersebut di-“bumbui” dengan unsur kimia lain yang membuat kemampuan kerja oli lebih optimal pada berbagai kondisi kerja. Hal yang sama juga berlakukan untuk tingkatan API Service, yaitu SL atau versi terakhir SM. Namun untuk terakhir ini, harus disesuaikan dengan tahun buatan mesin.
 Tugas Oli atau pelumas, tidak sekadar melumasi komponen mesin yang bergesek. Oli juga bertugas sebagai pendingin dan mencegah karat. Darah mesin ini juga harus berfungsi sebagai “sekat” atau sil pada celah atau dua komponen yang terpisah. Lantas melancarkan gerakan dua komponen yang saling bergesek.


Persyaratan lain, oli harus juga bisa membersihkan komponen yang kotor, tahan bekerja pada suhu tinggi. Oli yang baik, tidak tidak mudah terpengaruh oleh lingkungannya, misalnya kemampuan kerjanya turun karena suhu dan tekanan. Tidak pula menimbulkan endapan berupa lumpur yang bisa menyumbat sistem sirkulasi pelumasan mesin.
Kini, tugas oli bertambah berat karena kapasitas mesin sekarang makin kecil, namun menghasilkantenaga yang besar. Apalagi tren penggunaan turbo dan sistem injeksi langsung dengan tujuan mengirit konsumsi bahan bakar dan mengurangi polusi. Faktor ini pula muncul oli dengan klasifikasi baru. Berbagai aditif pun digunakan agar oli memberikan perlumasan dan perlindungan maksimal terhadap mesin. Di samping itu menjaga mesin tetap bekerja secara efisien.Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Pungguh berikut.
“ Oli dapat dibedakan menjadi dua yaitu oli mineral dan oli sintetis. Oli mineral adalah oli yang berasal dari rengkahan bumi, sedangkan oli sintetis merupakan oli yang dibuat dari bahan – bahan sintetis tiruan. Oli sintetis mempunyai daya tahan terhadap panas yang lebih tinggi di banding oli mineral. Di Indonesia, sampai saat ini oli yang murni sintetis ( Puresynthetic oil ) masih jarang ditemui, sedang oli yang semisintetis beredar secara luas, dan mudah didapat. ( Punggu , 2001 : 68 ) “











Daftar Pustaka
Ulhaq Pungguh,Iwan.2001.Tips Otomotif.Jakarta:PT Elek Media Komputindo.
|
This entry was posted on 06.19 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 komentar: